Epistomologi
Epistemologi merupakan salah satu diantara tiga hal besar yang menentukan pandangan hidup seseorang. Pandangan disini berkaitan erat dengan kebenaran, baik itu sifat dasar, sumber maupun keabsahan kebenaran tersebut. Ada tiga duta utama yang berperan membentuk pandangan hidup seseorang yakni keluarga, sekolah dan gereja. Tidak hanya itu majunya alat komunikasi (TV, radio, internet, majalah dan lain-lain) juga berperan menjadi sumber anak untuk belajar. Melihat begitu banyak hal yang mengambil peran dalam pertumbuhan pengetahuan (kebenaran) sehingga setiap kita menjadi orang yang bertanggungjawab akan pengetahuan tersebut.
Guru sebagai sosok yang mengajar memiliki waktu yang sangat banyak untuk berinteraksi dengan siswa, untuk itu seorang guru dengan dimensinya untuk menuntun, menjabarkan, menyusun struktur dan memampukan harus mengerti benar tentang kebenaran pengetahuan yang akan disampaikan di depan kelas. Hal ini akan memiliki pengaruh yang besar bagi setiap anak sebab anak melihat guru di depan kelas merupakan seorang model yang harus ditiru. Model yang dimaksud disini adalah teladan yang baik (Van Brummelen,1988:26) bukan model yang berjalan di atas catwalk.
Pengetahuan berkaitan erat dengan kebenaran, apakah pengetahuan itu benar-benar benar atau tidak, untuk itu perlu dimengerti apa itu yang benar dan bagaimana manusia mengetahui kebenaran. Dalam hal ini penulis berpendapat bahwa kebenaran itu adalah sesuatu yang memang sudah ada sebelum manusia ada. Manusia juga diciptakan dalam sebuah kebenaran namun kejatuhan manusia ke dalam dosa membuat manusia hidup di dalam dunia yang penuh dengan ketidakbenaran. Oleh karena itu, untuk mengetahui kebenaran itu maka penulis beranggapan manusia harus kembali kepada Siapa yang menciptakan manusia. Untuk melihat kebenaran yang seperti ini diperlukan sebuah iman yang akan membawa kita ke dalam pengertian, sebab dosa alami manusia membuat manusia terbatas dalam memahami sesuatu yang terjadi.
Dalam praktek pendidikan sering sekali muncul teori-teori tentang pemahaman sebuah kejadian, misalnya teori tentang atom. Perkembangan teori atom pada tahun 1911 oleh E.Rutherford menyatakan ketika elektron yang bermuatan negatif mengelilingi inti yang bermuatan positif, maka akan terjadi gaya tarik menarik elektrostatik, sehingga lama kelamaan elektron akan jatuh ke inti. Namun tahun 1913 Bohr meneliti, kebenaran tersebut hanya berlaku untuk atom hidrogen yang sederhana, untuk itu ia berpendapat bahwa kedudukan elektron tidak dapat ditentukan secara pasti, karena itu hanya merupakan kemungkinan. Tahun 1923 L.V de Broglie mengemukakan bahwa gerak partikel (elektron) merupakan gerakan sebuah gelombang dan pada tahun 1926 Erwin Schrodinger berhasil menyusun persamaan gelombang untuk elektron menggunakan cara-cara mekanika gelombang.
Perkembangan teori di atas mengajarkan bahwa pengetahuan itu bersifat dinamis, dan diyakini kebenarannya sampai muncul kebenaran yang baru dengan alasan-alasan yang dapat membuktikan kebenaran tersebut. Sebagai seorang guru kita dapat mengajarkan kepada anak didik kita bahwa pengetahuan itu bersifat dinamis dan relatife, untuk itu kita harus berpegang teguh terhadap kebenaran yang mutlak dan absolute yakni kebenaran di dalam Firman Tuhan.
Teori-teori yang ada adalah teori yang ditemukan oleh manusia dan teori tersebut disusun tidak terlepas dari worldview si penyusun teori, apakah ia Theosentris atau anthroposentris, untuk itu guru harus bisa menyaring semua pengetahuan, yang mana pengetahuan yang sesuai dengan iman Kristen dan yang mana yang tidak. Salah satu contoh teori yang harus di filter adalah teori evolusi yang menyatakan bahwa manusia tercipta akibat seleksi alam, sedangkan kebenaran Firman Tuhan sangat jelas menuliskan bahwa manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah.
Bagaimana seorang guru mengetahui tentang sebuah kebenaran akan memberikan implikasi yang signifikan dalam penyusunan kurikulum dan penyampaian pengajaran. Untuk itu seorang guru sebelum mengajar di kelas harus memiliki pengetahuan yang benar akan muatan pengajaran yang akan diajarkan. Ada beberapa sumber dari pengetahuan akan kebenaran yang dapat menolong penulis sebagai guru mengajarkan pengetahuan di dalam kelas.
1. Indera, pengetahuan yang didapat dari pengalaman-pengalaman empiris
2. Pewahyuan, pengetahuan yang tidak dapat dimengerti dengan metode epistemologi yang lain, hanya dapat dimengerti dengan iman.
3. Otoritas, pengetahuan yang di dapat dari para ahli baik itu buku cetak, guru dan bahan acuan lain serta diteruskan secara berkesinambungan dari generasi ke generasi.
4. Alasan, pengetahuan secara holistik yang besumber dari penalaran yang logis.
5. Intuisi, pengetahuan yang didapat berdasarkan “cahaya pengertian”, bukan merupakan hasil dari sebuah penalaran atau persepsi indera secara langsung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar